http://littlesomething-something.blogspot.co.id |
Oleh Arif Yudistira*)
Apa yang kita pikirkan ketika melihat anak-anak kita sekarang memakai
pakaian mereka?. Dalam benak kita pasti terbesit, betapa cantik dan
tampannya anak-anak kita. Tetapi apa yang terjadi ketika kita memberikan
kepada mereka pakaian bercorak dewasa pada mereka. Maka dengan spontan
kita akan mengatakan : “wah, nak, kamu sudah seperti orang dewasa”.
Sekilas itulah gambaran mengenai betapa gempuran budaya sudah
masuk dalam ranah pakaian. Kini, kalau boleh jujur akan sangat susah
menemukan model atau bentuk pakaian anak-anak kita. Hampir di setiap
toko pakaian anak-anak, baju-baju sudah dibuat dengan model orang
dewasa. Lama kelamaan, popok bayi makin terancam punah. Yang ada hanya
bentuk celana ala Pampers. Perubahan ini tentu tak berlangsung
cepat, bahkan sudah semenjak lama, ada gejala semakin tipisnya
batas-batas antara kaum dewasa dengan anak-anak.
Neil Postman di bukunya Selamatkan Anak-Anak (2009) menuliskan perhatiannya pada menghilangnya masa kanak-kanak ini : “Antara
tahun 1950 dan 1979 angka kejahatan serius yang dilakukan oleh mereka
yang berusia dibawah lima belas tahun meningkat serartus sepuluh kali
atau sebelas ribu persen”. Artinya, di Amerika, kejahatan anak-anak
sudah hampir mirip dengan kejahatan yang dilakukan orang dewasa. Lebih
lanjut Postman mengatakan : “Sepanjang dekade lalu industri pakaian
anak-anak telah mengalami perubahan yang sangat besar, dimana untuk
alasan praktis “pakaian anak-anak” telah musnah”.
Di negeri kita pun tak jauh berbeda. Pakaian anak-anak yang
pantas dipakai anak-anak pun semakin langka. Anak-anak kita sekarang
justru lebih nampak cuplikan dari artis-artis. Gaya dan mode berpakaian
mereka tak jauh berbeda. Serangan ini tentu saja mengkhawatirkan
orangtua. Bila orang tua ikut arus, maka bisa kita lihat, anak-anak
secara psikologis, akan turut serta terbentuk melakukan identifikasi
seperti layaknya orang dewasa. Ketika hal ini terjadi, akan terasa susah
menjelaskan pengaruh-pengaruh, dan perubahan-perubahan pada anak-anak
kita yang terlanjur cepat mereka serap dari orang dewasa.
Dengan begitu, mode pakaian untuk anak-anak kita bukan hanya
menjadi tugas para desainer, dan ahli busana. Tetapi juga kewajiban
orang tua agar memilihkan pakaian yang layak serta sesuai dengan umur
mereka. Dengan memberikan pakaian yang identik dengan kaum dewasa, tentu
saja secara tidak langsung orangtua telah merampas hak mereka untuk
tampil sesuai dengan umur mereka.
*)Peminat Dunia Pendidikan dan Anak, Penulis Buku Ngrasani! (2016)
Tulisan dimuat di anggunpaudkemendikbud 17 januari 2017
Komentar
Posting Komentar