Mereka Perlu Dimengerti



 Oleh Arif Yudistira*) 

Kala itu, di hari guru, sekolah kami MIM PK Kartasura ada kegiatan “Menulis Surat Untuk Guruku”. Kegiatan diikuti dari kelas satu sampai kelas lima. Ada yang menarik dalam kegiatan ini. Salah satu diantaranya adalah saat anak-anak menuliskan kesan dan pesannya untuk gurunya.
    Saya menemani mereka anak-anak kelas 3C menulis dan membuat surat untuk guru. Detik-detik awal mereka malu-malu, mau menuliskan apa. Tapi selang beberapa menit berikutnya, mereka sudah terlihat sibuk menyiapkan pensil dan menuliskan sesuatu di kertas yang dibagikan. Sepulang sekolah, tulisan-tulisan mereka saya baca. Ada yang menonjol di tulisan-tulisan mereka salah satunya adalah tulisan Nasywa begini isinya “ Saya suka diajar ustadz Arif, ustadz mampu mengajak kami bermain,dan belajar sehingga pelajarannya tak membosankan. Meski ustadz kadang-kadang marah, tapi itu untuk kebaikan kita juga. Terimakasih Ustadz Arif, telah mengajariku dengan sabar”.
    Sedangkan anak-anak yang lain juga menuliskan surat semacam dan membuat puisi. Nah, selaku guru yang menerima surat-surat itu, saya merasa terkagum-kagum dan terkesan. Anak-anak, ketika mereka kita perlakukan dengan baik, lama-kelamaan mereka akan mengerti maksud baik kita. Dalam mengajar, ketika kita hanya mengejar apa yang kita inginkan, tentu saja hal ini tak bisa sepenuhnya bisa diterima anak.
    Anak-anak perlu waktu, perlu belajar mengerti. Mereka perlu memahami kita, dan hal itu tak bisa singkat. Butuh proses agar anak mau mengerti apa yang kita inginkan. Agar anak-anak mau mengerti apa yang kita inginkan, maka kita pun harus mengerti dan memahami anak dengan baik. Bila kita tidak mencoba mengerti perasaan-perasaan mereka, maka selamanya kita tak bakal tahu apa yang mereka inginkan. Dengan melatih anak mengungkapkan perasaan mereka melalui tulisan, secara tak langsung kita telah belajar untuk memahami, dan mengerti apa yang mereka inginkan.
*)Arif Yudistira, Peminat Dunia Pendidikan dan Anak, Pengasuh MIM PK Kartasura, Penulis Buku Ngrasani (2016)

Tulisan dimuat di anggunpaudkemendikbud 11 januari 2017

Komentar